Thursday, July 19, 2007

Multiple Intelligence

A. Kecerdasan Majemuk
Sebagian orang tua sering menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Mereka mengharapkan anaknya menjadi juara di kelas agar dapat melanjutkan ke sekolah atau perguruan tinggi favorit. Sebagian masyarakat percaya bahwa sukses di sekolah adalah kunci utama kesuksesan hidup di masa depan.
Pada kenyataannya kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat sedikit orang-orang yang sukses di dunia ini yang menjadi juara di masa sekolah. Bill Gates (pemilik Microsoft), Tiger Wood (pemain Golf) adalah sedikit dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di sekolah tetapi menjadi orang yang sukses hidup di bidangnya. Kemudian muncul pertanyaan sebagai berikut:
Jika prestasi akademik ataupun IQ tidak bisa dipakai untuk meramal sukses seorang anak di masa depan, lalu apa?
Apa yang harus dilakukan orang tua agar anaknya mempunyai persiapan cukup untuk sukses masa depan?
Membangun kecerdasan anak adalah ibarat mendirikan sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pula tenda itu berdiri. Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang memiliki kecerdasan yang sama tinggi di semua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol. Albert Einstein yang sangat terkenal jenius di bidang sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain biola dan matematika. Demikian pula dengan Leonardo Da Vinci yang memiliki kecerdasan luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni arsitektur, matematika dan fisika.
Disamping itu, penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup lagi bagi seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru peran orang tua dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung jauh lebih penting dalam menentukan perkembangan kecerdasan anak.
Menurut Gardner, kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan skor standar semata (tes IQ), melainkan dengan ukuran sebagai berikut:
Kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu.
Kemampuan untuk menghasilkan persoalan baru untuk diselesaikan.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.

B. Jenis Kecerdasan
Dr. Howard Gardner mengembangkan teori multiple intelligence dan mengelompokkan kecerdasan menjadi 8 jenis yaitu:
Kecerdasan Linguistik
Kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasan.
Anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi, umumnya ditandai dengan kesenangan pada kegiatan yang berkaitan dengan bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata mutiara dll. Anak-anak pada kelompok ini cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi, serta lebih mudah menguasai bahasa baru. Kelompok ini diwakili oleh seorang penyair yaitu T S Eliot
Kecerdasan Logikal-Matematikal
Kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisa angka-angka, serta memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir.
Anak yang memiliki kecerdasan logikal-matematikal tinggi, cenderung menyenangi kegiatan menganalisa dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu, menyenangi berpikir secara konseptual. Anak pada kelompok ini juga menyukai aktifitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Kelompok ini diwakili oleh Albert Einstein.
Kecerdasan Musikal
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara nonverbal disekitarnya, termasuk nada dan irama. Anak yang kecerdasan musikalnya tinggi cenderung suka mendengarkan nada dan irama yang indah baik melalui senandung yang dilagukan sendiri, kaset/radio, konser musik atau alat musik yang dimainkan sendiri. Anak jenis ini juga mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan apabila dikaitkan dengan musik. Kelompok ini diwakili oleh seorang pemusik yaitu Igor Stravinsky.


Kecerdasan Visual-Spasial
Kemampuan seseorang untuk memahami secara mendalam hubungan antara obyek dan ruang. Anak pada kelompok ini dapat menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau memiliki kemampuan menciptakan bentuk tiga dimensi. Memiliki kemampuan yang menonjol dalam membayangkan bentuk nyata untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan. Kelompok ini diwakili oleh seorang pelukis Pablo Picasso.
Kecerdasan Kinestetik
Kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuh untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Anak pada kelompok ini unggul dalam bidang olahraga, menari, trampil bermain akrobat atau bermain sulap. Kelompok ini diwakili oleh seorang penari yaitu Martha Graham.
Kecerdasan Interpersonal
Menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap orang lain. Anak jenis ini cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi. Anak kelompok ini mudah menjalin persahabatan yang akrab, mampu memimpin, mengorganisasi, menyelesaikan perselisihan dan bekerja sama. Kelompok ini diwakili oleh Mahatma Gandhi.
Kecerdasan Intrapersonal
Menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap diri sendiri. Ia cenderung mampu mengenali berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Anak pada kelompok ini senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kekurangan untuk mencoba memperbaikinya. Beberapa diantaranya suka kesunyian, menyendiri, merenung dan berdialog dengan diri sendiri. Kelompok ini diwakili oleh seorang ahli neurologi/Psikologi yaitu Sigmund Freud.
Kecerdasan Naturalis
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam. Anak jenis ini cenderung suka mengobservasi alam, misalnya bebatuan, flora, fauna, benda angkasa dll. Kelompok ini diwakili oleh Charles Darwin.

Kecerdasan majemuk menurut Gardner memiliki karakteristik kansep sebagai berikut:
Semua kecerdasan itu berbeda-beda tetapi semua sederajat (tidak ada kecerdasan yang lebih baik atau lebih penting).
Semua Kecerdasan yang dimiliki manusia dalam kadar tidak persis sama. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan dan dikembangkan secara optimal.
Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki dan menepis kelemahan.
Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut bekerja sama mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu.
Semua jenis kecerdasan ditemukan di semua lintas kebudayaan di seluruh dunia dan kelompok usia.
Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang pencapaian profesi dan hobi.

C. Referensi
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/21/0703.htm

http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/msg40195.html

http://web.utm.my/pertisas

No comments: