Thursday, July 19, 2007

Aliran-Aliran Pendidikan

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum, maka dalam membahas filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat. Dalam arti, filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai. Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab, aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme, pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.
Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu filsafat pendidikan “progresif” dan filsafat pendidikan “ Konservatif”. Yang pertama didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantik naturalisme dari Roousseau. Yang kedua didasari oleh filsafat idealisme, realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius. Filsafat-filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme.
Filosof Sekolah atau lembaga pendidikan pada umumnya adalah sarana bagi proses pewarisan maupun transformasi pengetahuan dan nilai-nilai antar generasi. Dari sini dapat terpahami bahwa pendidikan senantiasa memiliki muatan ideologis tertentu yang antara lain terekam melalui konstruk filosofis yang mendasarinya. Kata Roem Topatimasang, sekolah memang bukanlah sesuatu yang netral atau bebas nilai. Sebab tak jarang dan seringkali demikian, pendidikan dianggap sebagai wahana terbaik bagi pewarisan dan pelestarian nilai-nilai yang nyatanya sekedar yang resmi, sedang berlaku dan direstui bahkan wajib diajarkan di semua sekolah dengan satu penafsiran resmi yang seragam pula. Dinamika sistem pendidikan yang berlangsung di Indonesia dalam berbagai era kesejarahan akan menguatkan pandangan ini, betapa dunia pendidikan memiliki keterkaitan sangat erat dengan kondisi sosial-politik yang tengah dominan.
H.A.R. Tilaar dalam hasil telaah perspektif O’neil yang menurunkan filsafat pendidikan dari filsafat politik memandang titik tolak pedagogik dari tindakan pemanusiaan. Sehingga pendidikan tidak bisa dilepaskan dari filsafat manusia. Jadi, justru perbedaan persepsi tentang manusia inilah yang kemudian melahirkan berbagai aliran dalam dunia pendidikan.
B. Aliran Pendidikan
Di dunia dikenal beberapa aliran utama filsafat pendidikan yang di antaranya dapat diuraikan berikut ini.
1. Perenialisme
Filsafat Pendidikan Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Oleh karena itu perlu ada usaha untuk mengamankan ketidakberesan tersebut, yaitu dengan jalan regresif yaitu menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat dan teruji agar nilai-nilai tersebut mempunyai kedudukan vital bagi pembangunan kebudayaan. Belajar menurut perennialisme adalah latihan mental dan disiplin jiwa sehingga belajar hendaknya berdasar atas faham bahwa manusia pada hakekatnya rasionalistis. Pendidikan menurut para perennialis adalah suatu persiapan untuk hidup. Mereka mengatakan bahwa kenyataan adalah dunia akal, kebenaran hanya bisa diungkap melalui penelitian dan kebaikan hanya bisa ditemukan dalam rasionalitas sendiri. Beberapa tokoh pendukung gagasan ini adalah: Robert Maynard Hutchins dan Ortimer Adler
Perennialisme
(a) Berhubungan dengan perihal sesuatu yang terakhir. Cenderung menekankan seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia.
(b) Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan.
(c) Mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta.
(d) Mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami.
(e) Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin.
(f) Orientasi bersifat philosophically-minded. Jadi, fokus pada perkembangan personal.
(g) Memiliki dua corak:
(1) Perennial Religius: Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional.
(2) Perennial Sekuler: Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus menghargai perbedaan pemikiran yang ada.

2. Essensialisme
Esensialisme adalah suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada trend-trend progresif di sekolah-sekolah. Mereka berpendapat bahwa pergerakan progresif telah merusak standar-standar intelektual dan moral di antara kaum muda.
Menurut para essensialis, dalam dunia pendidikan fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menimbulkan pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang kurang stabil dan tidak menentu. Sehingga menyebabkan pendidikan kehilangan arah.
Dengan demikian pendidikan harus bersendikan pada nilai-nilai yang dapat mendatangkan stabilitas yaitu nilai yang memiliki tata yang jelas dan telah teruji oleh waktu. Prinsip essensialisme menghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai yang essensial dan bersifat menuntun.

Essensialisme
(a) Berkaitan dengan hal-hal esensial atau mendasar yang seharusnya manusia tahu dan menyadari sepenuhnya tentang dunia dimana mereka tinggal dan juga bagi kelangsungan hidupnya.
(b) Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak vokasional.
(c) Konsentrasi studi pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra, bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik.
(d) Pola orientasinya bergerak dari skill dasar menuju skill yang bersifat semakin kompleks.
(e) Perhatian pada pendidikan yang bersifat menarik dan efisien.
(f) Yakin pada nilai pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri.
(g) Disiplin mental diperlukan untuk mengkaji informasi mendasar tentang dunia yang didiami serta tertarik Progressivism
Beberapa tokoh dalam aliran ini: william C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan Isac L. Kandell.
3. Progresivisme
Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Progresivisme mempunyai konsep yang didasari pada oleh kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar , dapat menghadapi dan mengatasi masalah yang bersifat menekan atau mengancam keberlangsungan manusia itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut aliran ini tidak setuju adanya pendidikan yang bercorak otoriter karena diperkirakan mempunyai kesulitan untuk mencapai tujuan. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff

Progresivisme
(a) Suka melihat manusia sebagai pemecah persoalan (problem-solver) yang baik.
(b) Oposisi bagi setiap upaya pencarian kebenaran absolut.
(c) Lebih tertarik kepada perilaku pragmatis yang dapat berfungsi dan berguna dalam hidup.
(d) Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.
(e) Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial dengan keterampilan yang memadai.
(f) Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi humanisasi.
(g) Bercorak student-centered.
(h) Pendidik adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan.
(i) Bergerak sebagai eksperimentasi alamiah dan promosi perubahan yang berguna untuk pribadi atau masyarakat.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang. Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini:Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg.
Rekonstruksionisme
(a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problema sosial yang signifikan.
(b) Mengkritik pola life-adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist
(c) Pendidikan perlu berfikir tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depan yang perlu diciptakan.
(d) Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.
(e) Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama sesamanya.
(f) Learn by doing! (Belajar sambil bertindak).
C. Analisis dan pembahasan
1. Perennealisme
Dalam dunia pendidikan pandangan para perennialis kurang cocok untuk diterapkan pada masa kini karena mengharapkan pembelajaran dilakukan dengan disiplin yang ketat (belajar adalah latihan mental dan disiplin jiwa), sekolah dituntut untuk mengungkapkan akal dan mengajarkan kebenaran abadi. Guru berperan aktif dan anak harus menerima dengan patuh seluruh pelajaran dari guru (teacher centered). Dengan demikian anak selalu mengharapkan apa yang diberikan oleh guru dan tidak leluasa berkreasi dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal.
2. Essensialisme
Dalam mempelajari sesuatu harus berkaitan dengan hal-hal esensial atau mendasar yang seharusnya manusia tahu dan menyadari sepenuhnya tentang dunia dimana mereka tinggal dan juga bagi kelangsungan hidupnya. Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak vokasional (kejuruan) dengan pola orientasinya bergerak dari skill dasar menuju skill yang bersifat semakin kompleks. Konsentrasi studi pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra, bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik. Perhatian pada pendidikan yang bersifat menarik dan efisien. Yakin pada nilai pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri.

3. Progresivisme
Pendidikan dipandang sebagai suatu proses, bercorak student-centered, pendidik (guru) adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan.
Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial dengan keterampilan yang memadai. Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi humanisasi karena menghargai dan memberdayakan murid.

4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Sehingga pendidikan haru merumuskan tujuan jangka pendek dan jangka panjang (pemikiran masa depan), dan fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.

Selain keempat aliran pendidikan di atas, sebenarnya masih ada beberapa aliran yaitu:
1. Idealisme yang memandang bahwa realitas akhir adalah roh bukan materi maupun fisik. Pengetahuan yang diperoleh melalui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah.
2. Realisme yang memandang realitas adalah dualitis yang terdiri dari atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian yaitu a) subyek yang menyadari dan mengetahui b) realita diluar manusia yang dijadikan obyek pengetahuan manusia.
3. Materialisme yang berpandangan bahwa hakekat realisme adalah materi bukan ruhani, spiritual ataupun supernatural.
4. Pragmatismeyang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami
5. Eksistensialisme yang memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.

D. Penutup
Setiap orang, pasti menginginkan hidup bahagia. Salah satu diantaranya yakni hidup lebih baik dari sebelumnya atau bisa disebut hidup lebih maju. Hidup maju tersebut didukung atau dapat diwujudkan melalui pendidikan. Dikaitkan dengan penjelasaan diatas, menurut pendapat saya filsafat pendidikan yang sesuai atau mengarah pada terwujudnya kehidupan yang maju yakni filsafat yang konservatif yang didukung oleh sebuah idealisme, rasionalisme (kenyataan). Itu dikarenakan filsafat pendidikan mengarah pada hasil pemikiran manusia mengenai realitas, pengetahuan, dan nilai seperti yang telah disebutkan diatas.
Masing-masing aliran pendidikan memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga para pelaku pendidikan harus mempelajari semua aliran dan mengkolaborasikannya sehingga akan diperoleh suatu sistem pendidikan atau pola pembelajaran yang baik

E. Referensi
1. Admin, 2006. Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan, Situs informasi Indonesia - Serba serbi Dunia Pendidikan, http://edu-articel.com
2. Hidayanto, D.N, 2000. Diktat Landasan Pendidikan, Untuk Mahasiswa, Guru dan Praktisi Pendidikan, Forum Komunikasi Ilmiah FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda
3. Pidarta, Made,1997. Landasan Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
4. http://edu-articles.com/cetak.php?id=71, Mazhab-mazhab Filsafat Pendidikan, by admin.

Multiple Intelligence

A. Kecerdasan Majemuk
Sebagian orang tua sering menekankan agar anak berprestasi secara akademik di sekolah. Mereka mengharapkan anaknya menjadi juara di kelas agar dapat melanjutkan ke sekolah atau perguruan tinggi favorit. Sebagian masyarakat percaya bahwa sukses di sekolah adalah kunci utama kesuksesan hidup di masa depan.
Pada kenyataannya kita tidak bisa mengingkari bahwa sangat sedikit orang-orang yang sukses di dunia ini yang menjadi juara di masa sekolah. Bill Gates (pemilik Microsoft), Tiger Wood (pemain Golf) adalah sedikit dari ribuan orang yang dianggap tidak berhasil di sekolah tetapi menjadi orang yang sukses hidup di bidangnya. Kemudian muncul pertanyaan sebagai berikut:
Jika prestasi akademik ataupun IQ tidak bisa dipakai untuk meramal sukses seorang anak di masa depan, lalu apa?
Apa yang harus dilakukan orang tua agar anaknya mempunyai persiapan cukup untuk sukses masa depan?
Membangun kecerdasan anak adalah ibarat mendirikan sebuah tenda yang mempunyai beberapa tongkat sebagai penyangganya. Semakin sama tinggi tongkat-tongkat penyangganya, semakin kokoh pula tenda itu berdiri. Untuk menjadi sungguh-sungguh cerdas berarti memiliki skor yang tinggi pada seluruh kecerdasan majemuk tersebut. Walaupun sangat jarang seseorang memiliki kecerdasan yang sama tinggi di semua bidang, biasanya orang yang benar-benar sukses memiliki kombinasi 4 atau 5 kecerdasan yang menonjol. Albert Einstein yang sangat terkenal jenius di bidang sains, ternyata juga sangat cerdas dalam bermain biola dan matematika. Demikian pula dengan Leonardo Da Vinci yang memiliki kecerdasan luar biasa dalam bidang olah tubuh, seni arsitektur, matematika dan fisika.
Disamping itu, penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik saja tidak cukup lagi bagi seseorang untuk mengembangkan kecerdasannya secara maksimal. Justru peran orang tua dalam memberikan latihan-latihan dan lingkungan yang mendukung jauh lebih penting dalam menentukan perkembangan kecerdasan anak.
Menurut Gardner, kecerdasan anak bukan hanya berdasarkan skor standar semata (tes IQ), melainkan dengan ukuran sebagai berikut:
Kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan individu.
Kemampuan untuk menghasilkan persoalan baru untuk diselesaikan.
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau memberikan penghargaan dalam budaya seseorang.

B. Jenis Kecerdasan
Dr. Howard Gardner mengembangkan teori multiple intelligence dan mengelompokkan kecerdasan menjadi 8 jenis yaitu:
Kecerdasan Linguistik
Kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasan.
Anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi, umumnya ditandai dengan kesenangan pada kegiatan yang berkaitan dengan bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata mutiara dll. Anak-anak pada kelompok ini cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi, serta lebih mudah menguasai bahasa baru. Kelompok ini diwakili oleh seorang penyair yaitu T S Eliot
Kecerdasan Logikal-Matematikal
Kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisa angka-angka, serta memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir.
Anak yang memiliki kecerdasan logikal-matematikal tinggi, cenderung menyenangi kegiatan menganalisa dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu, menyenangi berpikir secara konseptual. Anak pada kelompok ini juga menyukai aktifitas berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Kelompok ini diwakili oleh Albert Einstein.
Kecerdasan Musikal
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara nonverbal disekitarnya, termasuk nada dan irama. Anak yang kecerdasan musikalnya tinggi cenderung suka mendengarkan nada dan irama yang indah baik melalui senandung yang dilagukan sendiri, kaset/radio, konser musik atau alat musik yang dimainkan sendiri. Anak jenis ini juga mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan apabila dikaitkan dengan musik. Kelompok ini diwakili oleh seorang pemusik yaitu Igor Stravinsky.


Kecerdasan Visual-Spasial
Kemampuan seseorang untuk memahami secara mendalam hubungan antara obyek dan ruang. Anak pada kelompok ini dapat menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau memiliki kemampuan menciptakan bentuk tiga dimensi. Memiliki kemampuan yang menonjol dalam membayangkan bentuk nyata untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan. Kelompok ini diwakili oleh seorang pelukis Pablo Picasso.
Kecerdasan Kinestetik
Kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuh untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Anak pada kelompok ini unggul dalam bidang olahraga, menari, trampil bermain akrobat atau bermain sulap. Kelompok ini diwakili oleh seorang penari yaitu Martha Graham.
Kecerdasan Interpersonal
Menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap orang lain. Anak jenis ini cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi. Anak kelompok ini mudah menjalin persahabatan yang akrab, mampu memimpin, mengorganisasi, menyelesaikan perselisihan dan bekerja sama. Kelompok ini diwakili oleh Mahatma Gandhi.
Kecerdasan Intrapersonal
Menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap diri sendiri. Ia cenderung mampu mengenali berbagai kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Anak pada kelompok ini senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kekurangan untuk mencoba memperbaikinya. Beberapa diantaranya suka kesunyian, menyendiri, merenung dan berdialog dengan diri sendiri. Kelompok ini diwakili oleh seorang ahli neurologi/Psikologi yaitu Sigmund Freud.
Kecerdasan Naturalis
Kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam. Anak jenis ini cenderung suka mengobservasi alam, misalnya bebatuan, flora, fauna, benda angkasa dll. Kelompok ini diwakili oleh Charles Darwin.

Kecerdasan majemuk menurut Gardner memiliki karakteristik kansep sebagai berikut:
Semua kecerdasan itu berbeda-beda tetapi semua sederajat (tidak ada kecerdasan yang lebih baik atau lebih penting).
Semua Kecerdasan yang dimiliki manusia dalam kadar tidak persis sama. Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan dan dikembangkan secara optimal.
Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan kecerdasan yang dimiliki dan menepis kelemahan.
Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut bekerja sama mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu.
Semua jenis kecerdasan ditemukan di semua lintas kebudayaan di seluruh dunia dan kelompok usia.
Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang pencapaian profesi dan hobi.

C. Referensi
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/21/0703.htm

http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/msg40195.html

http://web.utm.my/pertisas

Mengenal Penyakit Flu Burung

MENGENAL PENYAKIT FLU BURUNG

Burung juga seperti manusia, bisa menderita flu. Virus flu burung menginfeksi unggas, termasuk ayam, dan burung liar termasuk angsa. Virus flu burung dapat menginfeksi manusia dan kasus pertama diketahui pada tahun 1997 di Hong Kong. Sejak itu flu burung menyebar ke beberapa negara di Asia, Afrika dan Eropa.

Wabah flu burung pada tahun 2003-2004, virus flu burung terdapat pada unggas yang ada di delapan negara Asia yaitu Kamboja, Cina, Indonesia, Jepang, Laos, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam. Pada saat itu, 100 juta burung mati. Dalam kurun waktu 4 bulan di Thailand sebanyak 12 orang terinfeksi dan di Vietnam 23 orang, bahkan 23 diantaranya meninggal.

Di Indonesia, dua tahun belakangan ini juga terjadi beberapa kasus suspect flu burung di beberapa propinsi. Hal ini ditindaklanjuti oleh Kepala Daerah dengan membasmi unggas di daerah infeksi.

Penyebab Flu Burung
1. Pada Unggas
Flu burung pada unggas disebabkan oleh virus flu burung (avian influenza viruses). Virus ini terdapat pada burung secara alami. Burung liar membawa virus ini pada saluran pencernaan, tetapi biasanya mereka tidak menderita sakit. Flu burung dapat menular diantara burung-burung dan dapat membuat burung peliharaan sakit parah dan mati. Bahkan untuk virus jenis ”highly pathogenic” dapat menyebabkan sakit pada banyak organ dalam unggas dan dapat menyebabkan kematian 90%-100% dalam waktu kurang dari 48 jam. Sedangkan untuk jenis ”low pathogenic” kadang tidak terdeteksi dan biasanya hanya menimbulkan gejala ringan seperti kulit mengkerut dan penurunan produksi telur.
2. Pada Manusia
Penyakit flu burung pada manusia disebabkan oleh virus influenza yang menyerang unggas yaitu virus influenza tipe A. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk serta dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus ini terdiri dari protein jenis Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N).
Ada 16 jenis hemaglutinin dan 9 jenis neuramidase yang diketahui sebagai subtipe dari virus influenza tipe A. Beberapa kombinasi yang berbeda dari protein Hemaglutinin (H) dan Neuramidase (N) sangat mungkin dan masing-masing kombinasi menggambarkan sebuah subtipe yang berbeda. Dari semua tipe yang diketahui, virus influenza A dapat ditemukan pada burung.

Virus influenza A (H5N1) merupakan subtipe yang paling ganas (virulen), virus ini dapat bertahan hidup di air selama 4 hari pada suhu 22oC dan lebih dari 30 hari pada suhu 0oC. Virus akan mati pada pemanasan 60oC selama 30 menit atau 56oC selama 3 jam. Virus dapat pula mati dengan detergent desinfektan atau iodin.



Gejala Flu Burung
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan pada manusia
Gejala pada unggas
- Jengger berwarna biru
- Borok di kaki
- Kematian mendadak
Gejala pada manusia
Pada awal perkembangan flu burung sama dengan flu biasa.
- Pasien tiba-tiba mengalami demam (suhu badan diatas 38oC)
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Nyeri otot
- Nyeri sendi
- Lelah dan lesu
- Radang saluran pernapasan atas
- Radang paru-paru (pneumonia)
- Gejala yang berhubungan dengan perut (Diare)
- Sakit kepala
- Kejang


Penularan Flu Burung
Penyakit flu burung dapat menular dalam kalangan unggas melalui cairan hidung, air liur, dan kotoran. Sedangkan penularan dari burung ke manusia bisa melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau cairan yang berasal dari unggas terinfeksi, bersinggungan (kontak) langsung dengan unggas terinfeksi, atau bersentuhan dengan benda dan pakaian yang tercemar kotoran unggas terinfeksi flu burung.

Penularan dari manusia ke manusia masih sangat terbatas, bahkan dilaporkan penyebarannya terbatas pada satu ’generasi’ yaitu dari pasien ke satu orang kemudian berhenti.

Siapakah yang beresiko?
Orang yang memiliki resiko tinggi terkena penyakit flu burung adalah mereka yang bekerja di peternakan unggas, mereka yang melakukan pemusnahan unggas yang menderita flu burung, mereka yang bekerja membersihkan kulit telur yang tercemar kotoran unggas yang menderita flu burung.

Pencegahan Flu Burung
1. Pada Unggas
Pencegahan penularan pada unggas dapat dilakukan dengan cara sebagai mberikut:
Memusnahkan unggas yang terinfeksi flu burung
Memberikan vaksin pada unggas yang sehat



2. Pada Manusia
Pencegahan penularan pada manusia dapat dikelompokkan menjadi:
Kelompok manusia beresiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang unggas)
- Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi dengan sabun setelah bekerja.
- Menghindari kontak langsung dengan unggas terinfeksi
- Menggunakan alat pelindung diri (masker)
- Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja
- Membersihkan kotoran unggas setiap hari
- Melakukan imunisasi
Masyarakat Umum
- Menjaga kesehatan tubuh
- Tidak mengkonsumsi daging unggas mentah atau setengah matang
- Memasak daging unggas sampai suhu ± 80oC dan memasak telur sampai suhu ± 40oC
- Tidak memelihara unggas sebagai hewan kesayangan
- Tidak tidur di dekat tempat pemeliharaan unggas

Pengobatan Flu Burung
Penyakit flu burung dapat diobati dengan cara sebagai berikut:
Pemberian oksigen bagi penderita sesak napas
Pemberian obat anti virus
Pemberian cairan infus

Wabah Flu Burung
Kemungkinan terjadi wabah itu bisa terjadi, hal ini dikuatkan adanya sinyalemen bahwa virus flu burung yang menyerang burung atau manusia pada masa sekarang tidak sama dengan yang terjadi di Hong Kong pada tahun 1997 silam.
Hal ini dimungkinkan adanya perubahan genetik atau meniri virus influenza lainnya, dengan adanya perubahan genetik ini dimungkinkan dapat dengan mudah menyebar dari manusia ke manusia.















Referensi
http://www.iwandarmansjah.web.id/print.php?id=220

http://pkdstar.moh.gov.my/modules/article/view.article.php/c3/3

http://www.dyatmika.org/id/fluburung.htm

http://www.cdc.gov/flu/avian

http://nlm.nih.gov/medlineplus/birdflu.html

Saturday, June 16, 2007

introduction


Selamat datang di blog baru saya, dengan nama bonanza. Saya memimpikan blog saya ini bisa memuat segala ide dan angan saya yang bermanfaat untuk semua orang, Insya Allah. Amin
Saya adalah seorang guru sekolah dasar di daerah Kalimantan Timur.